CERPEN MISTERI DAUN 3 WARNA | KONTES SEO INDONESIA

CERPEN MISTERI DAUN 3 WARNA

Sudah seharian sinar matahari NTT menyengat wajahku. Untungnya, di Gunung Kelimutu ini angin sejuk berhembus, tetapi badanku malah tera...




Sudah seharian sinar matahari NTT menyengat wajahku. Untungnya, di Gunung Kelimutu ini angin sejuk berhembus, tetapi badanku malah terasa semakin aneh. Namun, kondisiku tak mencegahku terkagum-kagum menatap Danau Kelimutu. Warna ketiga danaunya berubah-ubah. Namanya saja danau tiga warna.

Danau berwarna biru atau Tiwu Nuwa Muri Koo Fai merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa muda-mudi yang telah meninggal. Danau yang berwarna merah atau Tiwu Ata Polo merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang yang telah meninggal dan selama ia hidup selalu melakukan kejahatan. Sedangkan danau berwarna putih atau Tiwu Ata Mbupu merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang tua yang telah meninggal.

“Sepertinya kamu terpesona sekali,” sebuah suara menyapaku. Aku menoleh dan berhadapan dengan seorang gadis cilik. Sepertinya penduduk setempat. Aku membalas senyuman itu, “Iya. Menarik sekali.”

“Kamu tahu, semuanya berawal dari ribuan tahun lampau. Saat itu ketiga danau itu belum ada. Itu adalah zamannya peri-peri dan ksatria,” lanjut gadis itu.



Ya, pada saat itu malam hari. Gunung Kelimutu gelap sekali. Di tengah kegelapan itu, ada seorang pemuda buruk rupa bernama Toki, seorang nenek tua bernama Nek Syn, seorang petani tamak bernama Pak Liat, dan seorang ibu baik hati bernama Bu Peng, yang sedang melewati gunung. Mereka tak saling kenal dan tak saling melihat. Masing-masing duduk tersembunyi di antara bebatuan, semak, dan pohon.

Tiba-tiba terdengar suatu gemerisik lirih. Perlahan-lahan tampak seberkas sinar di antara pepohonan.

“Siapa itu?” tanya sebatang pohon.

“Aku Peri Bunga Empat Warna. Sst.. aku sedang bertugas memindahkan bunga empat warna. Harus diam-diam, supaya tidak ada yang mencuri!” celoteh Peri Bunga Empat Warna sambil mengacungkan setangkai bunga berkelopak empat dengan empat warna berbeda. Merah, biru, putih, dan kuning.

“Lo? Memangnya siapa yang mau mencuri?” tanya Pohon.

“Setiap kelopak Peri Bunga Empat Warna, kan, bisa mengabulkan permintaan. Aku diutus Ratu Bunga untuk menyembunyikan bunga ini. Kalau tidak, wah, semua orang akan berebutan!” jawab Peri Bunga Empat Warna.

Toki, Nek Syn, Pak Liat, dan Bu Peng mendengar percakapan itu dengan penuh minat. Ya, Toki ingin punya ketampanan yang bisa menaklukkan hati para gadis. Nek Syn ingin hidup abadi. Pak Liat menginginkan harta yang banyak. Sedangkan Bu Peng ingin mencari obat untuk mengobati anaknya yang sakit.

Mereka berempat bertekad akan menangkap si Peri Bunga Empat Warna. Nyaris pada saat yang bersamaan, mereka melompat dari tempat persembunyian masing- masing dan menangkap peri kecil yang tak bisa menjaga mulutnya itu.

Peri Bunga Empat Warna amat terkejut. Dia kalah lincah dari empat pasang tangan yang berusaha menangkapnya. Dengan segera ia tertangkap. Toki langsung mengambil Bunga Empat Warna yang dipegangnya.

“Ah, tidak!” Seru Peri Bunga Empat Warna. “Kalian boleh memiliki Bunga Empat Warna ini, tapi harus berjanji kepadaku bahwa kalian hanya akan menggunakannya untuk menolong orang.”


“Ibu janji,” sahut Bu Peng. “Aku berjanji!” sambar Pak Liat mantap.

“Aku juga!” sahut Nek Syn.

“Hmm…” Toki ragu sejenak. Dia tahu yang dia inginkan hanya ketampanan. Namun, akhirnya dia memutuskan untuk setuju saja.

“Aku juga berjanji.” Maka Bunga Empat Warna itu berpindah tangan. Mereka membagi empat kelopak itu dengan adil. Masing-masing mendapat satu kelopak. Yang perlu mereka lakukan hanyalah mengguncang-guncangkan kelopak itu empat kali sambil meminta. Mereka pun berpisah.

Sayangnya, Pak Liat tidak kuat menahan godaan. Entah kenapa bayangan emas permata begitu kuat dalam pikirannya. Begitu yang lain tak terlihat, Pak Liat langsung meminta harta karun dari kelopak bunga Empat Warna.

Ajaib! Kelopak bunga itu membesar dan membelit Pak Liat. Pak Liat terkejut dan berusaha minta tolong tapi dia sudah telanjur tertelan kelopak bunga itu. Kaki Pak Liat bagaikan tercecah ke bawah tanah dan tiba-tiba keluar air dari situ. Airnya terus membanjir keluar dan akhirnya menjadi danau berwarna merah. Semerah kelopak Bunga Empat Warna yang menelannya. Itulah Tiwu Ata Polo.

Sementara itu Nek Syn berjalan menuruni gunung. Tiba-tiba seekor ular berbisa mematuknya. Rasanya sakit luar biasa. Nek Syn ketakutan bahwa ajal akan menjemputnya. Akhirnya Nek Syn melupakan janjinya untuk menggunakan kekuatan kelopak Bunga Empat Warna untuk menolong orang. Terucaplah keinginan hidup abadinya. Detik itu juga kelopak bunga Empat Warna berwarna putih yang dipegangnya membesar dan menelannya, menjadi danau berwarna putih. Itulah Tiwu Ata Mbupu.

Tanpa mengetahui apa yang menimpa Pak Liat dan Nek Syn, Toki berjalan sampai ke pinggir hutan. Dia melihat beberapa gadis peri yang amat cantik sedang bernyanyi merdu. Tiba-tiba Toki merasa rendah diri akan dirinya yang buruk rupa. Toki takut gadis-gadis itu akan mencelanya. Ia pun mengucapkan keinginan menjadi tampan. Kelopak bunga Empat Warna berwarna biru langsung membesar dan menelannya. Ia pun berubah menjadi danau berwarna biru. Itulah Tiwu Nuwa Muri Koo Fai.

Yang selamat dengan Bunga Empat Warna itu hanyalah Ibu Peng. Ia menggunakan kelopak kuningnya untuk memohon kesembuhan bagi putrinya, Suli.

“Sejak itu secara turun temurun Suli selalu mewariskan kelopak bunga kuningnya untuk menolong orang lain,” kata gadis cilik itu sambil meletakkan kelopak bunga kuning di telapak tanganku. “Semoga cepat sembuh,” lanjutnya.

Aku merasa badanku yang panas terasa lebih dingin. Tiba-tiba aku membuka mataku dan melihat ibuku sedang mengompres keningku dengan es.

“Sst… jangan bergerak dulu. Kamu lagi demam.” Kata ibuku lembut. Aku ingat, aku sedang berwisata ke Gunung Kelimutu tapi tubuhku terasa lemas dan tidak enak. Aku ingat terpukau oleh keindahan tiga danau berbeda warna itu. Lalu… lalu… aku tidak ingat apa-apa lagi selain gadis cilik, Peri Bunga Empat Warna, Toki, Nek Syn, Pak Liat, dan Bu Peng. Apakah semua kejadian itu hanya mimpi?

Tiba-tiba aku sadar dari tadi tanganku menggenggam sesuatu. Mungkinkah… itu kelopak bunga kuning milik Suli?

COMMENTS

Name

cerpenkiu,5,Features,31,testimony,7,tips,32,
ltr
item
KONTES SEO INDONESIA: CERPEN MISTERI DAUN 3 WARNA
CERPEN MISTERI DAUN 3 WARNA
https://4.bp.blogspot.com/-ta4DUdQXiYQ/WwhFDScS2jI/AAAAAAAAAFk/-udbPYG28IAvXaiAkLKTQ372IT9r5enBwCLcBGAs/s640/14066_misteri-danau-tiga-warna.jpg
https://4.bp.blogspot.com/-ta4DUdQXiYQ/WwhFDScS2jI/AAAAAAAAAFk/-udbPYG28IAvXaiAkLKTQ372IT9r5enBwCLcBGAs/s72-c/14066_misteri-danau-tiga-warna.jpg
KONTES SEO INDONESIA
https://seokiu.blogspot.com/2018/05/cerpen-misteri-daun-3-warna.html
https://seokiu.blogspot.com/
http://seokiu.blogspot.com/
http://seokiu.blogspot.com/2018/05/cerpen-misteri-daun-3-warna.html
true
8200682501192642215
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy